PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB[1]

Mohammad Ahsanuddin[2]

PENDAHULUAN

Menyitir bunyi suatu hadits "didiklah anakmu sesuai dengan zamannya". Pernyataan tersebut secara implisit mengandung makna dan mengisyaratkan bahwa kita hidup dalam ruang dan waktu yang senantiasa berubah. Selanjutnya perubahan tersebut menuntut sikap adaptasi terhadap kondisi yang terjadi, apapun peran dan posisi yang sedang dihadapi (Kholidah, 2002:1).

Demikian halnya menjadi seorang pendidik, sebagai orang profesional dituntut untuk mampu mewujudkan diri atas tuntutan prekembangan global yang sedang dan akan terjadi. Dalam era global tidak sama dengan masa lalu, yang menantang masing-masing individu dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berbeda. Juga akan menantang berbagai tatanan dan lembaga dengan sistem yang berbeda dengan masa sekarang.

Globalisasi yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan berlangsung dengan cepat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perubahan dalam satu bidang akan menimbulkan perubahan dalam bidang yang lain. Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan menimbulkan perubahan dalam bidang-bidang seperti: ekonomi, budaya, sosial, termasuk juga pendidikan, yang tentunya berpengaruh pada para pendidik sebagai "pemeran utama" dalam pendidikan. Diantara perkembangan iptek tersebut adalah teknologi informasi (information technology, IT).

Dimana saja anda membaca, saat ini, sulit untuk menghindari dari informasi atau tulisan tentang IT dan Internet. Hal ini tidak saja terjadi di negara Amerika, akan tetapi di Indonesia juga. Surat kabar dan majalah dipenuhi dengan cerita sukes dan gagal dari individu atau perusahaan yang merangkul IT.

PEMANFAATAN IT DALAM PBA

Internet

Penggunaan internet dan web tidak hanya dapat memberikan kontribusi yang positip terhadap kegiatan akademik mahasiswa tapi juga bagi dosen. Internet dan web dapat memberi kemungkinan bagi dosen untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah yang menjadi bidang kempuannya. Melalui penggunaan internet dan web, dosen akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada mahasiswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan dosen itu sendiri untuk selalu giat mengakses website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan definisi Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran di perguruan tinggi dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (humanware) yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.

Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.

Melalui internet, pembelajar dapat mengadakan kontak langsung dengan penutur asli, berpartisipasi dalam suatu forum diskusi, dan sebagainya. Interaksi antara dosen dan mahasiswa, misalnya penugasan dan pengerjaan tugas pun dapat dilakukan melalui internet. Disamping itu juga pemanfaatan program power-point digunakan untuk mengembangkan keterampilan wicara siswa/mahasiswa. Dalam hal ini, siswa/mahasiswa diberi tugas untuk menguraikan topik tertentu yang diminati selama beberapa menit dengan dukungan power-point (Egbert dkk, 2002:7).

Situs-situs yang berhubungan dengan bahasa Arab dan pendidikan Islam banyak disajikan di internet, baik yang menyajikan tentang tauhid, tasawuf, sejarah Islam, akidah-akhlak, dan bidang-bidang lainnya. Juga di internet sangat membantu penguasaan kemahiran berbahasa Arab. Karena situs-situs tersebut menyajikan berbagai data dan informasi masa lalu, terkini dan akan datang mengenai dunia Arab, dunia antar bangsa dan berbagai bidang-bidang kajian bahasa Arab dan Islam.

Situs-situs untuk bidang keislaman antara lain www.pesantren-online.com, atau www.google.com dengan mengetik apa yang diingnkan. Sedangkan situs-situs utama Arab adalah seperti www.arabic.com, www.raddadi.com, www.arabia.com, www.alsaha.com, www.senbad.net dan lain sebagainya. Kalau dilihat dari situs www.raddadi.com sebagai contoh, maka terlihat berbagai macam bidang yang ada dalam situs tersebut. Antara lain bidang-bidang yang diberikan adalah sebagai berikut: situs kesehatan, situs Islam, situs media massa, situs kerjaan, situs pekerjaan, situs sastra, situs komputer dan lain sebagainya.

CD Interaktif

Satu lagi perkembangan yang begitu pesat dan semakin modern makin mempermudah bagi seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai macam media yang ada, diantaranya adalah CD (compact disk) interaktif.

VCD juga merupakan media pengajaran bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tip rekorder hanya lebih lengkap. Tip rekorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia. Dalam konteks pengajaran ALA, telah banyak program pengajaran ALA yang dikemas dalam bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus al-mushowwar li As-Shigar, Bustan Ar-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan, Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah al-Huruf al-Arabiyah, Ta'lim al-Lughah al-Arabiyah, 'Alam al-Tajarub li as-Sigar, Jazirah al-Barka:n, dan Mausuah al-Musabaqah wa al-Algha:z serta masih banyak lagi (Kholisin, 2002).

Satelit/parabola

Satelit juga memberi kemudahan bagi para pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab yakni dalam pengayaan kosa kata dan pengenalan budaya. Dengan piringan parabola, motor penggerak dan Digital Satellite Receiver, kita dapat menikmati siaran TV Arab, yaitu Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abi Dhabi secara langsung. Satelit ini lebih banyak dimanfaatkan untuk keterampilan menyimak (maharatul istima’).

Arabic E-learning

Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:

e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannyabahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:

e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

Matthew Comerchero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006] mendefinisikan:

E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet.

"منظومة تعليمية لتقديم البرامج التعليمية او التدريبية للمتعلمين او المتدربين في أي وقت وفي أي مكان باستخدام تقنيات المعلومات والاتصالات التفاعلية مثل: الإنترنت، الإذاعة، القنوات المحلية او الفضائية للتلفاز، الأقراص الممغنطة، التلفزيون، البريد الإلكتروني، أجهزة الحاسوب، المؤتمرات عن بعد..) لتوفير بيئة تعليمية/تعلمية تفاعلية متعددة المصادر بطريقة متزامنة في الفصل الدراسي أو غير متزامنة عن بعد دون الالتزام بمكان محدد اعتمادا على التعلم الذاتي والتفاعل بين المتعلم والمعلم".

Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning (Wahono, 2005:1).

Sekarang ini, keberadaan e-learning semakin banyak bak jamur dimusim hujan, terutama disitus perguruan tinggi. Seperti UI, UGM, UM, UPI, UNHAS, dan masih banyak lagi.

Tips bagi Guru dalam Memanfaatkan IT untuk Pembelajaran

  1. Mempelajari materi pelajaran yang dikemas di dalam media TIK
  2. Merencanakan waktu pemanfaatan media TIK
  3. Mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media TIK kepada peserta didik
  4. Mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media TIK kepada pengelola fasilitas TIK sekolah (Siahaan, 2008).

PENUTUP

Dari penulisan di atas, penulis dapat membuat kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa Arab dapat dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi melalui penggunaan situs-situs di internet, CD interaktif, satelit dengan piringan parabola dan e-learning. Penulis juga menyarankan agar para pendidik mempelajari perkembangan teknologi tersebut sehingga dapat dijadikan media yang efektif sebagai alat bantu dalam PBA. Wallahu A’lam bi Al-Showab. ?

DAFTAR RUJUKAN

Ahsanuddin, Mohammad. 2004. Pemanfaatan CD Interaktif Untuk Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak (ALA). Makalah.

Ahsanuddin, Mohammad. 2005. Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Dalam: Al-Arabi, III (I): 1-13.

Kholidah, Lilik Nur. 2001. Dampak Globalisasi Terhadap Tugas Dan Tanggungjawab Kependidikan. Makalah.

Siahaan, Sudirman. 2008. Tips bagi Guru dalam Memanfaatkan Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran. (on-line), (www.e-dukasi.net diakses 21 Oktober 2008)

1. Mempelajari materi pelajaran yang dikemas di dalam media TIK

Dengan kemajuan TIK dewasa ini, para guru dapat mencatat daftar websites yang memang memuat materi pelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dibahas di dalam kelas. Tidak hanya mencatat website-nya tetapi juga materi pelajaran yang dikandung di dalamnya. Penugasan peserta didik mengakses websites tertentu hendaknya dilakukan guru secara terencana. Demikian juga dengan alokasi waktu bagi peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan.

Manakala di sekolah telah tersedia perangkat komputer dan akses ke internet, maka guru dapat menugaskan para peserta didiknya untuk mengunjungi websites yang dimaksudkan. Tidak hanya sekedar mengunjungi websites tertentu saja, tetapi para peserta didik juga ditugaskan untuk mendiskusikan materi pelajaran yang dikemas di dalamnya.

Mengakses websites tertentu yang ditugaskan guru dapat saja dilakukan peserta didik di luar jam pelajaran sekolah atau selama peserta didik masih berada di sekolah. Apabila selama berada di lingkungan sekolah, peserta didik dapat saja mengakses websites yang ditugaskan guru di lab komputer. Peserta didik akan merasa lebih leluasa melaksanakan tugas yang diberikan guru apabila ada jam pelajaran kosong. Atau, setidak-tidaknya ada satu jam pelajaran yang diperuntukkan guru kepada peserta didik untuk mengakses websites dan mendiskusikan materinya. Tentunya akan lebih baik lagi apabila peserta didik melaksanakan tugas di luar jam pelajaran sekolah.

2. Merencanakan waktu pemanfaatan media TIK

Ada sebagian guru yang membawa media TIK atau media pembelajaran ke dalam kelas dan kemudian memanfaatkannya ketika dirinya merasa memerlukannya. Artinya, pemanfaatan media pembelajaran dilakukan sesuai dengan keinginannya. Bahkan, lebih ekstrim lagi, ada guru yang menugaskan para peserta didiknya untuk memanfaatkan media pembelajaran karena dirinya berhalangan hadir mengajar di kelas. Media pembelajaran mana yang akan dimanfaatkan peserta didik sewaktu guru berhalangan mengajar tidak ditentukan alias diserahkan sepenuhnya kepada peserta didik. Demikian juga dengan petunjuk atau pedoman yang perlu diperhatikan atau dilaksanakan oleh peserta didik selama memanfaatkan media pembelajaran.

Berdasarkan keadaan tersebut di atas, dapatlah dikatakan secara singkat bahwa pada dasarnya guru tidak melakukan perencanaan tentang pemanfaatan media yang tersedia di sekolahnya. Padahal pemanfaatan media pembelajaran yang tersedia di sekolah tentunya merupakan sesuatu yang seyogianya dilakukan guru. Masih relatif akan lebih terarah apabila media pembelajaran yang akan dimanfaatkan peserta didik itu telah disiapkan dan kemudian dititipkan kepada guru piket atau Kepala Sekolah. Pendampingan peserta didik dalam pemanfaatan media di sini tentu saja dapat dilakukan oleh guru piket, tenaga Tata Usaha atau Kepala Sekolah.

Bagaimana seandainya guru tidak berhalangan hadir mengajar di kelas? Apakah guru juga masih akan memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran sekali pun seandainya dirinya tidak berhalangan hadir mengajar di kelas? Hendaknya pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran dilakukan secara terencana dan terintegrasi dalam jadwal pelajaran sekolah.

Sebagai contoh adalah guru yang akan memanfaatkan media CD atau VCD dalam kegiatan pembelajaran. Setelah mempelajari materi yang dikandung di dalam CD/VCD, maka guru tahu persis kapan materi tersebut akan dibahas bersama peserta didiknya. Dalam kaitan ini, guru tentunya dituntut untuk membuat perencanaan pemanfaatannya. Berbagai topik program media yang terdapat di dalam media CD/VCD telah terlebih dahulu dipelajari guru sehingga dapat diintegrasikan dengan jadwal pelajaran sekolah, baik mengenai harinya maupun waktunya. Dengan adanya perencanaan ini, maka peserta didik dapat dikondisikan agar peserta didik mempersiapkan dirinya dan fasilitas yang mereka perlukan sebelum kegiatan pemanfaatan media dilakukan. Demikian juga halnya dengan kesiapan guru itu sendiri, baik dalam mempelajari materi pelajaran yang dikemas di dalam media CD atau VCD maupun dalam mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan guru.

3. Mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media TIK kepada peserta didik

Setidak-tidaknya ada 2 alasan mengapa dinilai penting mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media TIK kepada peserta didik adalah agar peserta didik dapat mempersiapkan (a) dirinya untuk mempelajari materi pelajaran yang akan disajikan melalui media TIK dan (b) fasilitas yang diperlukan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran melalui media TIK. Dari sisi guru sendiri, ada tuntutan agar guru lebih (a) mempersiapkan dirinya mengenai materi pelajaran yang akan dibahas, (b) mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan (dalam kondisi baik) agar tidak menjadi hambatan sewaktu pemanfaatan media TIK dilaksanakan, dan (c) mempersiapkan ruangan yang akan menjadi tempat pemanfaatan media TIK.

Apabila memungkinkan, rencana pemanfaatan media TIK dalam kegiatan pembelajaran dapat ditempelkan di pintu masuk ruang kelas atau di ruang lain yang telah diperuntukkan sebagai tempat pemanfaatan media TIK. Atau bahkan sehari sebelum pemanfaatan media TIK, guru kembali mengingatkan peserta didiknya mengenai kegiatan pembelajaran esok yang memanfaatkan media TIK. Akan semakin lebih baik lagi guru juga menjelaskan topik dan pokok-pokok materi pelajaran yang akan dibahas serta kompetensi yang perlu dikuasai peserta didik.

4. Mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media TIK kepada pengelola fasilitas TIK sekolah

Tidak adanya komunikasi tentang rencana pemanfaatan media TIK kepada pengelola fasilitas TIK dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pemanfaatan media TIK atau lebih fatal lagi adalah tertundanya rencana pelaksanaan pemanfaatan media TIK untuk kepentingan pembelajaran. Tentunya akan berbeda kondisinya apabila sang guru adalah juga pengelola fasilitas TIK. Komunikasi dengan pengelola fasilitas TIK ini akan menuntut aktivitas pengelola untuk memeriksa berbagai fasilitas TIK yang dibutuhkan guru sehingga pada saat pelaksanaan pemanfaatan, semua fasilitas TIK yang dibutuhkan guru dalam keadaan siap dan baik.